Pengertian ISO dan macam-macam ISO
I.
Pengertian ISO
·
Pengertian
Standar
Standar
adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya
terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau
kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau
definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau
jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. Salah satu contohnya adalah penetapan
standar ukuran dan format kartu kredit, atau kartu-kartu “pintar” (smart)
lainnya yang telah mengikuti standar internasional ISO dan dapat digunakan di
berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh dunia, dan banyak
contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar internasional telah membantu
kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih meningkatkan keandalan dan
kegunaan barang dan jasa.
·
Pengertian
ISO
Organisasi
Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari
badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140
negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk
mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya
dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk
membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan,
teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan
kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar
internasional.
Gambar 1 :
ISO
·
Nama ISO
Banyak pihak
melihat adanya suatu ketidakcocokan antara nama lengkap “International
Organization for Standardization” dengan kependekannya ‘ISO’, dimana ‘IOS’
dianggap lebih tepat. Anggapan itu benar bila penetapan nama didasarkan pada
kependekannya. Yang sebenarnya, istilah ISO bukan merupakan kependekan, tapi
merupakan nama dari organisasi internasional tersebut. “ISO” berasal dari
Bahasa Latin (Greek) “isos” yang mempaunyai arti “sama” (equal). Awalan kata
“iso-“ juga banyak dijumpai misalnya pada kata “isometric”, “isomer”,
“isonomy”, dan sebagainya.
Dari kata
“sama” (equal) menjadi “standar” inilah “ISO” dipilih sebagai nama organisasi
yang mudah untuk dipahami. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka
menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain
dari negara anggota, misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN (Organisation
Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi
Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian apapun
bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.
·
Kebutuhan
Standar Internasional
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap
teknologi yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda, kiranya
dapat berakibat timbulnya semacam “technical barriers to trade (TBT)” atau
“hambatan teknis perdagangan”. Industri-industri pengekspor telah lama
merasakan perlunya persetujuan terhadap standar dunia yang dapat membantu
mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam proses perdagangan internasional.
Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya organisasi ISO didirikan. Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai
teknologi yang mencakup berbagai bidang, antara lain bidang informasi dan
telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi barang, pembangkit energi dan
pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan jasa keuangan, dan masih banyak
lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan berbagai sektor kegiatan
industri pada masa-masa yang akan datang.
Perkembangan
ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-hal sebagai berikut :
• Kemajuan
dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
• Penetrasi
teknologi antar sektor
• Sistem
komunikasi di seluruh dunia
• Standar
global untuk pengembangan teknologi
•
Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan melalui konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut, terutama dari pihak produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka menyepakati berbagai spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan. Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih teknologi melalui :
- Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
- Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan limbah
- Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
- Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan barang dan jasa
- Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya
Pengguna
(konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan jaminan
sesuai dengan standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian tersebut dapat
diperoleh baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh
lembaga independen.
II.
Macam – macam ISO
Di era globalisasi perusahaan-perusahaan menghadapi
tantangan yang sangat berat sehingga mau tidak mau harus meningkatkan daya
saingnya atau mati. Globalisasi berarti suatu keterbukaan dimana dihapusnya
secara bertahap segala bentuk hambatan dan persyaratan yang berimplikasi
terjadinya peningkatan mobilitas manusia, barang dan jasa dari suatu negara ke
negara lainnya. Dan tentu saja suka atau tidak suka, perusahaan lokalpun harus
bersiap menghadapi penetrasi dari perusahaan asing. Untuk merespon perkembangan
tersebut diperlukan suatu strategi bisnis yang cerdas terutama dalam
meningkatkan daya saing produk, misalnya bagaimana cara bersaing dengan
produk-produk dari China yang membanjiri pasar lokal dengan harga relatif murah
dan bersifat masal. Strategi bisnis yang diterapkan dapat berupa peningkatan
kinerja secara internal maupun eksternal. Peningkatan kinerja secara internal
salah satu upayanya dengan meningkatkan sistem manajemen perusahaannya menjadi
lebih baik dan tertata.Melalui tulisan ini, kita akan mencoba mengenal lebih
dekat apa itu ISO dan beberapa jenis standar ISO yang telah diterbitkan. Pada
dasarnya ISO merupakan singkatan dari The
International Organization for Standardization, meskipun secara
teknis singkatannya menjadi IOS, namun penulisannya bakunya adalah ISO.
The International Organization for
Standardization merupakan lembaga standar dunia yang
dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan
perubahan barang dan jasa. Lembaga atau organisasi ini berpusat di Jenewa,
Swiss. Lembaga tersebut telah banyak menerbitkan standar ISO antara lain yang
paling favorit adalah ISO 9001. Tentunya, selain ISO 9001 banyak lagi jenis
standar yang diterbitkan oleh The
International Organization for Standardization. Dalam kesempatan
ini kita akan sedikit membahas beberapa standar ISO yang umum diterapkan di
perusahaan-perusahaan di Indonesia.
a) ISO 9001
ISO
9001 merupakan sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan sistem manajemen
yang paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali revisi dan
revisi yang paling akhir adalah ISO 9001:2008. Salah satu ciri penerapan ISO
9001 adalah diterapkannya pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan
untuk meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu. Pendekatan ini
mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan
dan melakukan peningkatan berkesinambung.
Macam-macam ISO
- ISO 9001 = model system jaminan kualitas dalam desain / pengembangan produksi, instalasi dan pelayanan.
- ISO 9002 = model system jaminan kualitas dalam produksi dan instalasi.
- ISO 9003 = model system jaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir.
4 jenis dokumen untuk memenuhi
persyaratan registrasi
- Manual Kualitas (dokumen tingkat I) = dokumen strategis yg berisi persyaratan kebijaksanaan kualitas yg dikeluarkan manajemen.
- Prosedur-prosedur (dokumen tingkat II) = prosedur tertulis untuk mencapai kebijaksanaan kualitas yang telah dinyatakan dalam dokumen tingkat I.
- Instruksi-instruksi (dokumen tingkat III) = dokumen operasional, berisi instruksi2 tertulis yang dikeluarkan sbg bagian dari implementasi prosedur2 yg ada dlm dokumen tingkat II.
- Formulir-formulir (dokumen tingkat IV) = dokumen database, berisi catatan2 kualitas.
Strategi Memperoleh ISO 9000
- Komitmen manajemen puncak.
- Membentuk komite pengarah / coordinator ISO.
- Mempelajari standar & menilai kebutuhan ISO.
- Melakukan pelatihan terhadap semua staf organisasi.
- Memulai tinjauan ulang manajemen.
- Identifikasi kebijaksanaan kualitas, prosedur & instruksi yang dibutuhkan yg dituangkan dalam dokumen tertulis.
- Implementasi system manajemen kualitas ISO itu.
- Audit system kualitas perusahaan.
- Memilih registrar.
- Registrasi.
Memilih badan sertifikasi ISO
- Badan sertifikasi ISO = perusahaan yang memiliki wewenang dalam menerbitkan ISO 9001 dg ketentuan yg telah dibuat o/ International Organization of Standarization.
- Badan sertifikasi bisa dari dalam & luar negeri. Bedanya? harus memilih yang mana?
- Apa Badan Sertifikasi yang disarankan?
Manfaat Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO untuk Pimpinan Puncak
- Menjadi alat powerful untuk mengukur performa perusahaan.
- 5 parameter untuk mengukur kinerja perusahaan:
- Survey kepuasan pelanggan
- Keluhan pelanggan.
- Audit internal.
- Pengendalian produk tidak sesuai.
- Pencapaian sasaran mutu.
b)
IS014001
Berbeda dengan standar ISO 9001 yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu, maka ISO 14001 merupakan standar yang berisi persyaratan-persyaratan sistem manajemen lingkungan. Konsep yang dipakai dalam ISO 14001 pada prinsipnya sama dengan ISO 9001, yaitu perbaikan berkesinambungan hanya dalam ISO 14001 adalah dalam mengelola lingkungan. Perusahaan yang menerapkan ISO 14001 harus dapat melakukan identifikasi terhadap aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi perusahaannya terhadap aspek lingkungan. Dalam hal ini bukan hanya pengelolaan terhadap limbah atau polusi, namun juga termasuk upaya-upaya kreatif untuk menghemat pemakaian energi, air dan bahan bakar.
Berbeda dengan standar ISO 9001 yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu, maka ISO 14001 merupakan standar yang berisi persyaratan-persyaratan sistem manajemen lingkungan. Konsep yang dipakai dalam ISO 14001 pada prinsipnya sama dengan ISO 9001, yaitu perbaikan berkesinambungan hanya dalam ISO 14001 adalah dalam mengelola lingkungan. Perusahaan yang menerapkan ISO 14001 harus dapat melakukan identifikasi terhadap aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi perusahaannya terhadap aspek lingkungan. Dalam hal ini bukan hanya pengelolaan terhadap limbah atau polusi, namun juga termasuk upaya-upaya kreatif untuk menghemat pemakaian energi, air dan bahan bakar.
c)
ISO22000
Perusahaan makanan atau minuman dituntut untuk memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan pelanggannya, sehingga harus meningkatkan pengendalian kontrol internalnya terutama dalam proses produksi.
ISO 22000 merupakan suatu standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan dan minuman. Setiap jenis produk baik makanan atau minuman harus dibuatkan rencana proses dan pengendaliannya. Pada dasarnya ISO 22000 tidaklah berbeda jauh dengan ISO 9001, hal yang membedakan terdapat dalam klausul 7: perencanaan dan realisasi produk dan klausul 8: validasi, verifikasi dan perbaikan sistem.
Perusahaan makanan atau minuman dituntut untuk memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan pelanggannya, sehingga harus meningkatkan pengendalian kontrol internalnya terutama dalam proses produksi.
ISO 22000 merupakan suatu standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan dan minuman. Setiap jenis produk baik makanan atau minuman harus dibuatkan rencana proses dan pengendaliannya. Pada dasarnya ISO 22000 tidaklah berbeda jauh dengan ISO 9001, hal yang membedakan terdapat dalam klausul 7: perencanaan dan realisasi produk dan klausul 8: validasi, verifikasi dan perbaikan sistem.
d) ISO/IEC27001
Kemajuan dalam dunia teknologi informasi atau yang lebih dikenal dengan IT telah membawa perubahan yang sangat besar dalam dunia bisnis. Dimulai dengan adanya penerapan internet dalam dunia bisnis misalnya website, email sampai penggunaan jejaring sosial lainnya. Perubahan ini menjadikan dikenal adanya transaksi on-line, data-data dan informasi dalam bentuk file komputer dan sebagainya. Pada tahun 2005, The International Organization for Standardization menerbitkan standar yang kenal dengan ISO/IEC 27001. ISO/IEC 27001 merupakan standar sistem manajemen keamanan informasi atau dikenal juga dengan Information Security Management System (ISMS). ISO/IEC 27001 sekarang ini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan aplikasi IT dalam kegiatan bisnisnya.
Kemajuan dalam dunia teknologi informasi atau yang lebih dikenal dengan IT telah membawa perubahan yang sangat besar dalam dunia bisnis. Dimulai dengan adanya penerapan internet dalam dunia bisnis misalnya website, email sampai penggunaan jejaring sosial lainnya. Perubahan ini menjadikan dikenal adanya transaksi on-line, data-data dan informasi dalam bentuk file komputer dan sebagainya. Pada tahun 2005, The International Organization for Standardization menerbitkan standar yang kenal dengan ISO/IEC 27001. ISO/IEC 27001 merupakan standar sistem manajemen keamanan informasi atau dikenal juga dengan Information Security Management System (ISMS). ISO/IEC 27001 sekarang ini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan aplikasi IT dalam kegiatan bisnisnya.
e)
ISO/TS16949
Saya yakin Anda telah mengenal jenis-jenis kendaraan bermotor beroda dua atau empat dengan merek-merek terkenal. Kendaraan bermotor tersebut diproduksi oleh perusahaan-perusahaan otomotif yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Dalam upaya menjaga “image” mereknya dimata pelanggan, perusahaan otomotif tersebut harus menjaga mutu produknya.
Upaya perusahaan otomotif dalam menjaga mutu produk salah satunya dengan menerapkan ISO/TS 16949. Pada dasarnya ISO/TS 16949 merupakan Technical Specification yang dikeluarkan oleh ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk industri otomotif. Sebagaimana jenis-jenis standar yang dikeluarkan oleh The International Organization for Standardization, ISO/TS 16949 mempunyai konsep perbaikan berkesinambungan, pengendalian terhadap rantai pasok, tindakan perbaikan dan pencegahan.
Saya yakin Anda telah mengenal jenis-jenis kendaraan bermotor beroda dua atau empat dengan merek-merek terkenal. Kendaraan bermotor tersebut diproduksi oleh perusahaan-perusahaan otomotif yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Dalam upaya menjaga “image” mereknya dimata pelanggan, perusahaan otomotif tersebut harus menjaga mutu produknya.
Upaya perusahaan otomotif dalam menjaga mutu produk salah satunya dengan menerapkan ISO/TS 16949. Pada dasarnya ISO/TS 16949 merupakan Technical Specification yang dikeluarkan oleh ISO sebagai sistem manajemen mutu untuk industri otomotif. Sebagaimana jenis-jenis standar yang dikeluarkan oleh The International Organization for Standardization, ISO/TS 16949 mempunyai konsep perbaikan berkesinambungan, pengendalian terhadap rantai pasok, tindakan perbaikan dan pencegahan.
f)
ISO/IEC17025
ISO/IEC 17025 merupakan suatu standar yang berisi persyaratan untuk diterapkan oleh suatu lembaga pengujian atau laboratorium. Kata kunci yang dikendalikan dalam standar ini adalah kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi. Keberadaan standar ini sangat penting terutama untuk memastikan validitas dan akurasi hasil pengujian yang berkaitan dalam bidang kesehatan, perdagangan, produksi sampai upaya perlindungan pelanggan.
Laboratorium pengujian dan kalibrasi biasanya dituntut untuk menerapkan ISO/IEC 17025 dalam kegiatannya sampai dilakukan proses akreditasi. Akreditasi ISO/IEC 17025 terhadap suatu laboratorium pengujian atau lembaga kalibrasi akan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap hasil uji atau kalibrasi yang dikeluarkannya.
ISO/IEC 17025 merupakan suatu standar yang berisi persyaratan untuk diterapkan oleh suatu lembaga pengujian atau laboratorium. Kata kunci yang dikendalikan dalam standar ini adalah kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi. Keberadaan standar ini sangat penting terutama untuk memastikan validitas dan akurasi hasil pengujian yang berkaitan dalam bidang kesehatan, perdagangan, produksi sampai upaya perlindungan pelanggan.
Laboratorium pengujian dan kalibrasi biasanya dituntut untuk menerapkan ISO/IEC 17025 dalam kegiatannya sampai dilakukan proses akreditasi. Akreditasi ISO/IEC 17025 terhadap suatu laboratorium pengujian atau lembaga kalibrasi akan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap hasil uji atau kalibrasi yang dikeluarkannya.
OHSAS18001
Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja, dsb. Hal tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya. Latar belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001 diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja.
Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja, Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja, dsb. Hal tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya. Latar belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001 diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja.
OHSAS 18001
adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi
di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan
organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja
dan citra perusahaan.
OHSAS 18001 dipelajari di bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan kerja atau semacamnya.
OHSAS 18001 dipelajari di bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan kerja atau semacamnya.
Hubungan
Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan & Kesehatan
Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.
Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.
Sejalan
dengan itu banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan bagian-bagian kerja
tersebut (bagian kerja kualitas dan bagian kerja keselamatan & kesehatan
kerja dan lingkungan hidup atau HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality,
Health, Safety, dan Environment). Hal tersebut sangat penting karena
operasional yang peduli pada aspek mutu, lingkungan hidup, keselamatan dan
kesehatan kerja semakin mendapat perhatian dan sorotan yang serius dari
kalangan bisnis. Jika ketiga sistem manajemen tersebut diimplementasikan secara
terpisah akan ada banyak duplikasi standar kerja, prosedur dan sistem kerja,
dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan bahkan konflik.
ISO 28000
Aksi
terorisme yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu telah memberikan pengaruh
terhadap sistem bisnis. Sehingga dipandang perlu suatu sistem manajemen
keamanan yang dapat memastikan keamanan dalam rantai pasokan (supply chain). ISO telah
menerbitkan seri standar ISO 28000 yang berupa persyaratan terhadap sistem
keamanan rantai pasokan. Standar ini diterapkan terutama untuk
perusahaan-perusahaan yang mempunyai ancaman resiko keamanan relatif tinggi
misalnya suatu fasilitas umum, bank, logistik, hotel, sampai kilang minyak atau
sarana vital lainnya.
h) ISO50001
ISO 50001 adalah sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Standar tersebut bertujuan membantu organisasi dalam membangun sistem dan proses untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan konsumsi energi. Standar tersebut berlaku bagi semua jenis dan ukuran organisasi. ISO 50001 dirancang untuk membantu organisasi agar lebih baik dalam menggunakan aset energinya, untuk mengevaluasi dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta untuk mendorong efisiensi pada seluruh rantai suplai. ISO 50001 juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu).
ISO 50001 adalah sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Standar tersebut bertujuan membantu organisasi dalam membangun sistem dan proses untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan konsumsi energi. Standar tersebut berlaku bagi semua jenis dan ukuran organisasi. ISO 50001 dirancang untuk membantu organisasi agar lebih baik dalam menggunakan aset energinya, untuk mengevaluasi dan memprioritaskan penggunaan teknologi hemat energi, serta untuk mendorong efisiensi pada seluruh rantai suplai. ISO 50001 juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar manajemen lain, terutama ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan) dan ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu).
III.
Pengertian ISO 17025
ISO / IEC 17025 merupakan standar mutu
yang dibuat untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi. ISO/IEC 17025:2005
merupakan Persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium yang mengatur semua aspek
dan elemen pengendalian kualitas pada jasa laboratorium penguji/kalibrasi
maupun manufaktur melalui akreditasi yang diterbitkan pada tahun 2005, dan
dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Persyaratan Manajemen dan Persyaratan
Teknis. Persyaratan manajemen terkait dengan operasi dan keefektifan sistem
manajemen mutu dalam laboratorium dan memiliki persyaratan yang sama dengan ISO
9001. Persyaratan teknis yaitu terkait dengan alamat kompetensi staf,
metodologi pengujian, peralatan dan kualitas dan pelaporan hasil pengujian dan
kalibrasi. ISO/SNI mendefinisikan akreditasi sebagai pengakuan formal terhadap
laboratorium penguji/kalibrasi yang mempunyai kompetensi untuk melakukan
pengujian/kalibrasi tertentu. Menerapkan ISO / IEC 17025 memiliki manfaat bagi
laboratorium tetapi ada juga pekerjaan tambahan dan biaya yang diperlukan.
Penggunaan ISO/IEC 17025:2005 dapat menfasilitasi kerjasama antarlaboratorium
dan lembaga-lembaga lainnya, membantu pertukaran informasi dan pengalaman, dan
membantu harmonisasi standar dan prosedur. Akreditasi laboratorium mampu
memberikan jaminan mutu dan keakuratan data hasil uji/kalibrasi sekaligus
menjamin kompetensi laboratorium penguji/kalibrasi. Di Indonesia laboratorium
diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Untuk dapat diakreditasi
sebagai laboratorium yang kompeten, laboratorium tersebut harus menerapkan
standar SNI ISO/IEC 17025:2005-Persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium
Penguji/Kalibrasi.
ISO 17025
dikembangkan dan diterapkan sehingga hasil dari pengujian dan kalibrasi
laboratorium diakui karena kemampuan yang dimiliki & wilayah yang
kompetensi. Semua pengukuran dan keputusan harus akurat, diulangi,
diverifikasi, biaya yang efektif, tepat waktu, dan dipercaya pengukuran,
pendapat, dan rekomendasi. ISO 17025 dapat membantu dalam menjamin hal ini
terjadi untuk yang pertama kalinya, setiap waktu, dan tepat waktu.Tanpa jaminan
tersebut maka akan mengakibatkan data, pendapat, dan rekomendasi yang segera
dicurigai, dipertanyakan, berisiko, dan dikurangi nilai juga kegunaan.
A.
Manfaat ISO/IEC 17025
Akan mendapatkan akses langsung yang lebih
kontrak untuk pengujian maupun kalibrasi. Akan
meningkatkan reputasi dan citra laboratorium, membantu untuk mendapatkan lebih
banyak kontrak dari organisasi-organisasi yang tidak mendapatkan akreditasi
tetapi memberikan preferensi untuk akreditasi laboratorium dalam situasi yang
kompetitif. Saat dilaksanakan dengan benar, sistem mutu dapat membantu untuk
terus meningkatkan kualitas data dan efektivitas laboratoriu. ISO / IEC 17025 merupakan dasar untuk
sebagian besar sistem mutu lainnya yang berhubungan dengan laboratorium,
misalnya, Good Manufacturing Practices (GMP) dan Good Laboratory Practices
(GLP).
B.
ISO 17025:2008
ISO 17025 mengatur
semua aspek tentang bagaimana laboratorium melakukan bisnis mereka ( siapa,
apa, kapan, di mana, bagaimana, berapa banyak, & mengapa) pengukuran,
pengujian, sertifikasi, merekomendasikan, & pelaporan.Sertifikat
(konsultan) ISO 9001:2008 merupakan sertifikat yang menandakan bahwa perusahaan
telah dinilai dan hasilnya telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang sesuai
dengan standar ISO.
C.
Butir- Butir ISO 17025
Persyaratan Manajemen
1 Organisasi
Laboratorium merupakan suatu kesatuan yang secara
legal dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan laboratorium dilakukan dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat memberikan data yang akurat kepada pelanggan.
Selain itu dalam kegiatan laboratorium harus ada personel. Personel tersebut
harus mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatan dengan baik dan sesuai dengan
standar mutu yang ada. Laboratorium harus menjamin bahwa uraian tugas dan
tanggung jawab tercakup dalam panduan mutu. Laboratorium harus mempunyai
personel manajemen dan teknis yang memiliki kewenangan dan sumber daya yang
cukup untuk melaksanakan tugasnya seperti implementasi, pemeliharaan, peningkatan
sistem manajemen, mengidentifikasi penyimpangan dari sistem manajemen atau
prosedur pelaksanaan pengujian dan memulai tindakan dalam mengatasi dan
mencegah penyimpangan yang terjadi.Laboratorium harus yakin bahwa personel
diikutsertakan dalam kegiatan kaji ulang manajemen dan memahami
hasil,kesimpulan dan tindakan yang diperoleh. Hal ini dilakukan agar dalam
kegiatan berlaboratorium dapat dicegah dan diminimalisisr penyimpangan yang
terjadi.Apabila laboratorium merupakan bagian dari suatu organisasi dengan
kegiatan selain pengujian maka tanggung jawab personel harus didefinisikan.
Dalam laboratorium harus dilakukan sosialisasi panduan mutu yang berkaitan
dengan peningkatan berkelanjutan dan efektifitas sistem manajemen sehingga
semua personel mengetahui posisinya di laboratorium tersebut dengan jelas.
2
Sistem Mutu
Sistem mutu yang sesuai dengan
ruang lingkup laboratorium harus diterapkan, diaplikasikan dan dipelihara.
Sistem mutu meliputi kebijakan, sistem, program, prosedur dan instruksi.
Kebijakan mutu tidak perlu lagi mencakup keseluruhan sasaran mutu, tetapi harus
mencakup tujuan sistem manajemen yang
terkait dengan mutu. Kebijakan mutu memerlukan perubahan untuk mencakup
komitmen terhadap peningkatan berkelanjutan. Sehingga semua personel harus
menyadari dan mengimplementasikan perubahan pesan kebijakan mutu. Dalam
implementasinya, sistem mutu, administratif dan teknis dapat menggerakkan kegiatan laboratorium. Dalam
sistem mutu, dilakukan pembuatan panduan mutu yang berisi tentang kebijakan dan
tujuan sistem mutu.Selain itu, juga dapat dilakukan revisi panduan mutu jika
sudah tidak mmenuhi standart yang ada. Manajemen harus menyiapkan untuk
menunjukkan rekaman pemantauan dan peningkatan. Sehingga rekaman yang berupa
dokumentasi tidak boleh disimpan oleh satu orang tetapi harus disampaikan
kepada semua orang yang terkait tanpa ada yang ditutupi satupun.Manajemen harus
melibatkan semua pihak yang terpengaruh dalam membuat keputusan untuk melakukan
perubahan. Manajemen harus memperhatikan bahwa perubahan masih sesuai dengan
persyaratan ISO/IEC 17025.
3 Pengendalian Dokumen
Dokumen adalah peraturan, prosedur, instruksi kerja
yang penting untuk sistem mutu. Oleh Karena itu, dokumen harus dikaji ulang dan
disahkan.Dalam pengendalian terhadap dokumen, suatu laboratorium harus
menetapkan dan memelihara prosedur yang sesuai. Jika dalam suatu dokumen
dilakukan perubahan atau ada suatu perubahan maka teks yang baru atau yang
diganti diberi tanda agar mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Dalam
pengubahan dokumen, tidak bisa dilakukan sesuai keinginan kita, tetapi harus
sesuai dengan prosedur yang sudah ada.
4 Kaji Ulang Permintaan, Tender, dan Kontrak
Dalam peningkatan sistem mutu, suatu laboratorium
harus menetapkan dan memelihara kaji ulang permintaan, tender dan kontrak.
Segala penyimpangan dan permasalah yang ada harus diinformasikan kepada
pelanggan sehingga masalah yang dihadapi dapat diselesaikan sebelum kontrak
ditandatangani. Proses kaji ulang dilaksanakan pada setiap kegiatan yang di
subkontrakkan.
5 Subkontrak
Pengujian dan Kalibrasi
Subkontaktor
yang dibuat harus kompeten dan diberitahukan secara tertulis kepada pelanggan.
Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pengujian yang dilakukan ada bukti yang
yang sesuai dengan standart yang ada. Hal ini dilakukan agar antara
laboratorium dengan pelanggan memiliki,mengetahui serta memahami hak dan kewajibannya dalam pengujian yang
dilakukan.
6 Pembelian Jasa dan
Perbekalan
Dalam setiap
pembelian barang-barang laboratorium baik yang habis pakai maupun tidak habis
pakai harus diinspeksi sebelum dipakai.Segala sesuatu yang dibutuhkan dicatat
dan dibeli sesuai dengan kebutuhan. Pembelian harus sesuai dengan prosedur yang
ada dan dipastikan dahulu bahwa barang yang dibeli dapat mempengaruhi mutu
pengujian.Dalam pembelian barang harus ada dokumen yang berisi data spesifikasi
terhadap barang yang akan dibeli. Sehingga terdapat rekaman pembelian, inspeksi
serta pemakaian yang dapat digunakan untuk pertanggungjawaban terhadap apa yang
telah dilakukan.
7 Pelayanan kepada
Pelanggan
Laboratorium
harus bekerja sama dengan pelanggan untuk klarifikasi permintaan pelanggan dan
untuk memantau kinerja laboratorium. Kerjasama tersebut dapat mencakup
pemberian akses kepada pelanggan ke area laboratorium yang relevan untuk menyaksikan pengujian atau
kalibrasi yang dilakukan untuk pelanggan tersebut. Pelanggan dapat membantu
dalam beberapa proses misalnya pada tahap penyiapan, pengemasan dan lain-lain.
Sehingga pelanggan merasa kegiatan laboratorium dilaksanakan terbuka tanpa ada
yang disembunyikan.Hal ini dilakukan karena pelanggan merupakan raja sehingga
harus di layani dengan baik. Laboratorium harus mencari masukan yang baik dan
tidak baik dari pelnggan sehingga dapat diketahui kualitas kegiatan
laboratorium serta mutu dari laboratorium tersebut. Selain itu juga dapat
memandang pengaduan customer sebagai umpan balik negatif sehingga perlu
dilakukan perbaikan. Umpan balik mencakup survey dan kaji ulang laporan bersama
customer. Jumlah umpan terserah kepada laboratorium,tetapi sebaiknya dilakukan
secara berkelanjutan dengan jangka waktu yang dekat sehingga kualitas
laboratorium dapat dilihat dan diketahui dengan baik.
8 Pengaduan
Suatu
laboratorium harus mempunyai kebijakan dan prosedur penyelesaian pengaduan.
Dalam setiap pengujian tidak selamanya benar atau akurat,mungkin terdapat
beberapa kesalahan yang dapat mengganggu kenyaman pelanggan,sehingga pelanggan
merasa dirugikan oleh karenanya pelanggan
melakukan pengaduan kepada suatu laboratorium. Inilah pentingnya dibuat
prosedur penyelesaian pengaduan, sehingga segala pengaduan yang masuk dapat
diatasi dengan cepat. Pengaduan disini juga bisa dijadikan tolak ukur dari
kegiatan pengujian, semakin sedikit pengaduan yang dilakukan maka semakin baik
kegiatan pengujian yang dilakukan suatu laboratorium.
9 Pengendalian
Pekerjaan Pengujian yang Tidak sesuai
Dalam
pengujian tidak selamanya dilakukan dengan benar atau sesuai dengan prosedur
yang ada,misalnya kesalahan dalam menentukan metode pengujian sehingga
menyebabkan kesalahan terhadap hasil uji. Oleh karena itu, suatu laboratorium
harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menangani hal ini. Sebaiknya jika
redapat kesalahan dalam pengujian, pelanggan diberitahu dan dibatalkan apabila
pengujian baru saja dilakukan. Apabila sudah dilakukan dn sudah ada sertifikat
pengujian, sebaiknya sertifikat ditarik dahulu dan menginformasikan tentang
kesalahan yang terjadi kepada pelanggan. Selain itu juga harus dilakukan
evaluasi terhadap pekerjaan pengujian yang tidak sesuai, jika terjadi kembali
maka harus dilakukan tindakan perbaikan secepatnya sehingga dapat megurangi
kesalahan yang terjadi untuk pengujian selanjutnya.
10 Peningkatan
Laboratorium
harus meningkatkan efektifitas sistem manajemen secara berkelanjutan melalui
penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan
perbaikan dan pencegahan serta kaji ulang manajemen. Dalam laboratorium
kebijakan dan tujuan mutu memberikan arah dan tujuan.Hasil audit dan analisis
data dapat menunjukkan kebutuhan peningkatan. Tindakan perbaikan dan pencegahan
menggerakkan peningkatan. Kaji ulang manajemen memeriksa efektifitas dan
kelayakan serta menformalkan perubahan menuju peningkatan.
11 Tindakan Perbaikan
Laboratorium
harus mempunyai kebijakan, prosedur dan wewenang untuk tindakan perbaikan jika
ada penyimpangan. Tindakan perbaikan dimulai dengan menganalisis penyebab yang
terjadi kemudian menenmukan solusi yang tepat untuk menanganinya. Penyebab
potensial yang paling besar biasanya terdapat pada pelanggan. Pelanggan
terkadang memiliki permintaan yang tidak terukur sehingga yang harusnya sudah
benar menjadi kurang tepat dimata pelanggan, sehingga harus dilakukan pengujian
ulang atau tindakan perbaikan terhadap
kesalahan ini. Hal inilah, pentingnya ditetapkan prosedur dalam tindakan
perbaikan dalam suatu laboratorium.
.12 Tindakan
Pencegahan
Sebelum
terjadi suatu penyimpangan atau kesalahan, harus dilakukan tindakan pencegahan.
Laboratorium harus mengidentifikasi peningkatan yang diperlukan dan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial, baik teknis maupun yang berkaitan dengan sistem
mutu. Laboratorium hendaknya membuat dan menetapkan rencana tindakan pencegahan untuk meningkatan mutu yang ada.
http://titisramadhani.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-iso-dan-macam-macam-iso.html
0 komentar:
Posting Komentar